A little story.

One night,the moon said to me, "If he makes you cry, why don't you leave him?" I paused for a while and then I look back to the moon, and I said, "Moon, would you leave your sky?"

Kamis, 09 Mei 2013

Perempuan Dalam Mimpi [Ep. 2]

Pesan pembuka: tidak diikut sertakan dalam lomba oleh Bernard Batubara . hanya iseng2 coba dibuat episode keduanya :)
sebelumnya baca dulu ep.1
Ep. 1 by: Bernard Batubara
http://www.bisikanbusuk.com/2013/05/perempuan-dalam-mimpi-episode-1.html



Ia sudah keluar dari kafe ini. Aku tahu dari suara bel yang berdering di pintu masuk kafe itu saat dibuka dan ditutup kembali. Mungkin ia pulang dengan perasaan heran yang berkecamuk dalam pikirannya. Mungkin ia tengah berpikir dengan sebal, siapa laki-laki itu? kutolehkan kepalaku ke arah cangkir kopinya, “Masih penuh.gumamku bingung.
Aku kembali ke mejaku dan melipat satu lenganku di atas meja kopi dengan satu tangan yang lainnya memegang cangkir kopi. Sudah terlalu lamakah aku berdiri disana hingga kopiku sudah tidak beruap lagi? Sudah terlalu lamakah ia berada dimimpiku hingga aku lupa bagaimana rasanya memimpikan yang lainnya? Pikiranku mulai melantur.
Kembali kusesap kopi yang sudah setengah dingin. Pikiranku masih berpetualang, entah kemana. Kamu pernah mengalami de ja vu? Aku rasa hari ini aku mengalaminya. Keadaan dimana kamu merasa pernah mengalami suatu kejadian di masa lampau, tapi kamu sendiri tidak tahu kapan tepatnya, padahal itu belum pernah terjadi. Banyak yang bilang itu hanyalah mimpi yang menjadi realita.
Ya, sekarang mimpiku menjadi realita.
Ah, mungkin takdir sedang bermain-main denganku, aku dipertemukan dengan tokoh dalam mimpiku setelah sekian lama ia berperan di dalam sana. Antara menyenangkan dan membingungkan. Aku yakin, aku tidak pernah bertemu dengannya sebelum ini, sebelum mimpi-mimpi itu menemani tidur malamku.
Masih dengan cangkir kopi digenggamanku, seorang pelayan menghampiriku.
“Permisi.”ujarnya dengan sopan.
“Ya?”balasku dengan bingung.
“Ada pesan dari perempuan yang Anda sebut-sebut sebagai perempuan dalam mimpi Anda.”ujarnya dan meletakkan sebuah note dekat cangkirku.
Dengan kening yang berkerut heran, aku meraih note tersebut dan membaca pesan dengan tulisan tangan yang rapih.
Senang bisa bertemu denganmu, setelah sekian lama. Maaf, tapi kita tidak seharusnya bertemu, bukan? Aku saja yang tidak sopan yang menembus waktu dan jarak hanya untuk bertemu denganmu.
Nikmati kopimu di kehidupanmu yang baru. Aku benar-benar pergi kali ini.
Berbahagialah dan aku pun akan berbahagia untukmu.
Sekarang aku yang dibuatnya terheran-heran. Apa maksudnya?
Masih dengan keheranan, seorang wanita duduk manis di hadapanku dengan dua tangan terlipat sopan di atas meja kopi. “Jangan mengkerutkan keningmu seperti itu. Kau terlihat semakin tua saja.”ujarnya sambil tersenyum hangat. Ah, aku bahkan sampai lupa kalau aku ada janji dengannya.
“Ah, kau sudah sampai. Mau pesan kopi?”tanyaku sambil diam-diam menyimpan note tersebut di saku celana. Ia menggeleng dengan pelan.
“Maaf aku terlambat. Hari ini kita jadi melihat gedung untuk resepsi kan?”ujarnya sambil menggenggam tanganku dengan hangat. Aku mengangguk. “Tidak apa-apa. Ah, tentu jadi. Aku sudah membuat janji. Kita berangkat sekarang?”tanyaku lalu menenggak hingga tandas isi cangkirku dan meletakkannya kembali ke piringannya.
Kuraih tangan wanitaku dengan hangat, lalu menuntunnya keluar dari kafe tersebut.
Aku tersenyum pada pelayan yang memberikan note dari perempuan dalam mimpiku tadi.
Saat keluar dari pintu, sebuah gambaran dari ingatanku berhamburan.
Ingatan-ingatan tentang masa laluku yang sempat tertidur karena amnesia ini mulai hidup kembali.
Ah ya dia, perempuan dalam mimpiku adalah dia yang dari masa laluku yang sudah aku tinggalkan entah dari kapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar