A little story.

One night,the moon said to me, "If he makes you cry, why don't you leave him?" I paused for a while and then I look back to the moon, and I said, "Moon, would you leave your sky?"

Kamis, 18 April 2013

Hanya Ingin.

Aku tidak pernah membiarkan perasaan ini memiliki keinginan yang terlalu tinggi.
Aku tidak pernah memanjakannya.
Karena, jika sudah terbiasa dan tiba-tiba suatu saat keadaan berbalik, rasanya akan terlalu menyakitkan.
Sehingga, aku hanya memiliki harapan yang bagiku, tidak muluk.
Aku hanya ingin, dinding antara kita kamu hapus keberadaannya.
Sebagai gantinya, tanamlah tanaman-tanaman yang indah yang berwarna warni.
Bukankah itu lebih indah?

Kita memang kembali seperti dulu.
Tapi, apa kamu tidak merasa jika ada yang tertinggal?
Pun ada yang berubah pula.
Kembalilah seperti saat dulu kita berbagi kata dengan mudahnya.
Bersentuhan dengan mudahnya.
Hanya itu.
Tanpa ada embel-embel.
Bagiku, itu sudah lebih dari kata: cukup.

Perasaan.
Ya, yang kamu takutkan adalah ia yang berwujud semu namun memiliki berjuta rasa itu.
Biarlah aku sendiri yang mengurusnya; dari berantakan hingga menjadi apik kembali.
Meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Kamu tidak merasa rindu ini, bukan?
Karena kehilangan itu, rindu itu mulai menyapaku.
Lalu, tanpa mengetuk dan mengucap kata permisi, ia sudah duduk dengan tenang di dalam sana.

Meski kadang, menunggu adalah hal yang sia-sia dan memiliki harapan dari kemungkinan yang sedikit,
namun aku masih bersyukur ada harapan dari kemungkinan sedikit itu.
Setidaknya, disana masih ada kemungkinan. Meski, sedikit.

Kembalilah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar