bukankah keluar dari lingkaran hidupmu itu lebih baik?
yang terpenting, baik untukmu.
tapi tubuh ini seperti menolaknya.
rasanya menyakitkan disaat kita mencoba, namun ada yang menahannya.
sungguh, aku hanya ingin melihatmu tersenyum kembali.
meski sejujurnya aku ingin merasakan hangatmu lagi.
namun, hangatmu sudah dimiliki orang.
aku terlambat?
atau....tidak semestinya aku datang?
atau....waktuku salah?
tidak adakah ruang untukku duduk barang sebentar disana?
diruangan yang acap kali kita sebut-sebut dengan hati.
namun tidak ada palang bertuliskan namanya.
terkadang, ia terlalu penuh untuk disesaki oleh lebih dari satu.
namun, di lain waktu ia terlalu kosong untuk tidak dihuni.
jadi, aku memilih untuk mencoba keluar.
namun, ternyata aku menjadi sebagain dari bayangmu.
kamu seperti layangan.
jika aku lengah, kamu bisa pergi tanpa bisa ku beri salam perpisahan.
namun, jika benang itu terlalu kuat tergenggam, akan menciptakan perih yang berkembang menjadi luka.
maka hanya ku genggam seperti menggenggam pasir.
~ f i n ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar